Edwin  Powell Hubble lahir di Missouri, AS, pada 29 November 1889. Masa  kecilnya dihabiskan di kota itu hingga umur 10 tahun ketika keluarganya  berpindah ke Chicago, tempat dia menamatkan pendidikanya hingga jenjang  sekolah menengah. Minatnya pada dunia sains dan misteri pembentukan alam  semesta terlihat dari hobi membaja buku-buku krangan Julius Varne,  misalnya 20.000 Leagues Under the Sea dan From the Earth to the Moon,  juga King Solomon’s Mines karya Henry Rider Haggard.
Meskipun  demikian, di masa mudanya di lebih dikenal sebagai atlet dari pada  kegeniusannya. Tujuh kali dia menjadi juara dan sekali saja menduduki  peringkat ketiga dalam sebuah kompetisi tingkat sekolah 1906. Pada tahun  yang sama rekor lompat tinggi di Illnois berhasil dipecahkannya.
Ketika  kuliah Hubble melanjutkan minatnya pada olahraga dengan berlatih basket  dan tinju. Meskipun demikian,, bukan berarti kuliahnya terabaikan dia  lulus tepat waktu menjadi sarjana dalam bidang matematikan dan astronomi  di Universitas Chicago pada 1910. Kemudian, dia memilih melanjutkan  kuliah hukum di Universitas Oxford, Inggris setelah memperoleh beasiswa  Rhodes. Saat itu dia tidak berfikir untuk berkarir dalam bidang sains.  Waktu tiga tahun dihabiskannya hingga memperoleh gelas Master of Arts.
Pada  1913, Hubble kembali ke AS dan memulai karirnya sebagai pengacara  dengan membuka pelayanan hukum di Ouseville, Kentucky. Dia juga sempat  menjadi guru sekolah menengah dan pelatih basket di New Albany, Indiana.
Kondisi  tersebut tidak berlangsung lama setelah dia menyadari bahwa minatnya  pada bidang astronomi jauh lebih besar. Oleh karena itu, dia kembali  mendalami astronomi dan bergabung dengan Observatorium Yerkes di  Universitas Chicago hingga memperoleh gelar doctor pada 1917.
Setelah  menjalani wajib militer dalam Perang Dunia I, Hubble bekerja di  Obsevatorium Mount Wilson di California. Disana dia banyak membuat  rekaman astronomi menggunakan teleskop Hooker berdiameter 250  sentimeter. Dia membuktikan bahwa bintang-bintang variable terletak  diluar galaksi kita dan menentukan adanya beberapa galaksi-galaksi lain  selain Bimasakti yang kemudian berkembang sebagai konsep alam semesta.
Hubble  juga membuat system kalsifikasi untuk berbagai galaksi yang berhasil  diamati, mengaturnya satu-persatu berdasrkan jarak, bentuk, dan tingkat  pencahayaanya, dengan memerhatikan menurunnya emisi cahaya galaksi, dia  melihat bahwa galaksi-galaksi terebut bergerak saling menjauh dengan  perbandingan jarak yang konstan. Semakin jauh suatu galaksi, semakin  besar pula kecepatannya.
Dari sinilah dia mampu merumuskan Hukum  Hubble pada 1929 yang dapat digunakan untuk memeperkirakan umur alam  semesta. Dia mendapatkan hubungan tersebut linier dan menuliskannya  dalam rumus yang menyatakan bahwa naiknya kecepatan berbanding lurus  dengan jarak galaksi dan tetapan Hubble yang dia tentukan. Dengan  mengukur tetapan Hubble, umur alam semesta dapat diperkirakan, yaiotu  13-15 milliar tahun.
Dengan rumus Hubble itu dapat diperoleh  bahwa semua galaksi itu pada awalnya menyatu di suatu titik. Pendapat  inilah yang menjadi bukti kuat kebenaran Teori Ledakan Besar (Big Bang).  Penemuan ini juga menunjukkan bahwa alam semesta mengembang atau  bertambah luas.
Salah satu catatan menarik dari penemuan ini ada  hubungannya dengan Albert Einstein. Pada 1917 Einstein memeperkenalkan  Teori Relativitas Umum yang menghasilkan model alam semesta berdasarkan  teorinya tersebut dan mengklaim bahwa ruang dipengaruhi gravitasi.  Dengan demikian, seharusnya alam semesta bisa saja berkembang atau  berkontraksi. Namun, dia menyatakan bahwa hal tersebut tidak wajar  sehingga memperbarui teorinnya dan menyatakan bahwa alam semesta tetap  dan tidak bergerak.
Dengan adanya temuan Hubble, Einstein  menyadari dan mengatakan bahwa revisinya tentang teori alam semesta yang  dibuatnya sendiri adalah kekeliruan terbesar dalam hidupnya. Dia sempat  mengunjungi Hubble pada 1931 untuk berterima kasih. Temuan Hubble telah  merevolusi bidang astronomi. Tidak hanya membuktikan adanya galaksi  lain, dai berhasil menunjukkan bukti yang kuat bahwa alam semesta  berkembang.
Edwin Hubble meninggal kan Mount Wilson pada 1942  untuk terlibat dalam Perang Dunia II, pada 1946, dia menerima  penghargaan Medal of Merit atas jasanya yang besar terhadap masyarakat.  Dia juga pada 1948 terpilih sebagai Honorary Fellow dari Queen’s  Collage, Oxford atas kontribusinya yang kuar biasa bagi dunia astronomi.
Sesudah  perang berakhir, Hubble kembali melanjutkan kegiatannya di Mount  Wilson. Saat itu, dia mengalami sedikit kesulitan untuk melakukan  penelitian sehingga meyakinkan pengelola observatorium untuk memasang  teleskop yang lebih besar agar dapat mempelajari alam semesta lebih  baik.
Hubble sendiri ikut menentukan instrument pada desain  Teleskop Hale berdiameter 500 sentimeter yang dipasang di observatorium  Mount Palomar. Sebagai penghormatan, dia menjadi pemakai perdana alat  tersebut. Saat itu ia mengatakan, “Saya berharap dapat menemukan sesuatu  diluar dugaan”.
Rasa penasarannya terhadap misteri alam semesta  dilanjutkan dengan penelitian baik pada observatorium di Mount Wilson  maupun Mount Palomar. Belum juga selesei untuk menyiapkan beberapa malam  pengamatannya, dia meninggal pada 28 September 1953 di San Marino,  California.
Pantaslah jika teleskop terbaik yang pernah dibangun  di luar angkasa dan masih beroperasi sampai sekarang diberi nama  Teleskop Ruang Angkasa Hubble (HST) untuk mengenang jasanya yang sangat  besar dalam bidang astronomi. Sejak diluncurkan tahun 1990, HST telah  menghasilkan potret luar angkasa yang menakjubkan. Meskipun sekarang HST  berada diambang mas uzurnya, kelak pasti akan lahir generasi-generasi  teleskop baru yang akan menemukan sesuatu di luar angkasa di luar dugaan  untuk menguak rahasia alam semesta.
source:http://kolom-biografi.blogspot.com

Post a Comment