hakikat pembangunan berwawasan lingkungan

I. Tantangan Permasalahan Pembangunan
Hakekat pembangunan
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Artinya pembangunan mencakup :
  1. kemajuan lahiriah ( ex; sandang, pangan, perumahan )
  2. kemajuan batiniah ( ex; pendidikan, rasa aman, rasa keadilan, rasa sehat )
  3. kemajuan yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup berkeadilan sosial.
Empat factor yang dapat menimbulkan permasalahan dalam pembangunan :
  1. Perkembangan penduduk dan masyarakat;
  2. Perkembangan sumber alam dan lingkungan;
  3. Perkembangan teknologi dan ruang lingkup kebudayaan;
  4. Perkembangan ruang lingkup internasional.
Ciri-ciri dari perkembangan penduduk kita adalah bahwa :
  1. Jumlah penduduk semakin bertambah
  2. Bagian besar penduduk kita berusia muda
  3. Penduduk tidak tersebar merata antara pulau-pulau
  4. Besarnya penduduk yang memperoleh pendapatan dari sector pertanian.
  5. Meningkatnya penduduk yang masuk pasar kerja, sedangkan tawearan pekerjaan tidak naik secepat yang meminta kerja
Secara umum tampaklah bahwa hal pokok yang perlu untuk menjawab tantangan pembangunan terletak pada perombakan struktur ekonomi Indonesia, yang terlalu berat pada pertanian dan pengolahan bahan mentah, berorientasi ke luar dan peka terhadap gejolak perubahan harga di pasaran dunia.
Orientasi pembangunan pada pemerataan pendapatan mengharuskan bahwa perubahan struktur ekjonomi dilakukan dengan meningkatkan pendapatan kelompok miskin.
Kondisi sumber alam dan lingkungan hidup mengharuskan agar pembangunan berjalan seiring dengan pengbembangan lingkungan hidup[ ( eco development ). Kemiskinan adalah sebab dari kerusakan lingkungan, maka pembangunan menghalau kemiskinan bisa berjalan seiring dengan perbaikan lingkungan hidup.
Pola pembangunan dengan pengembangan lingkungan hidup, memerlukan pengetatan dalam penggunaan air dan tanah,, serta sumber alam lainnya. Saingan dalam penggunaan air, tanah, dan sumber alam mungkin tidak dapat dipecahkan melalui mekanisme pasar, sehingga campur tangan pemerintah diperlukan. Ini berarti bahwa bagi sumber alam yang semakin langka, pengendalian pemerintqah akan semakin menonjol.
Dalam pembangunan mengandung perubahan besar. Perubahan struktur ekonomi, perubahan struktur sosial, perubahan fisik wilayah, perubahan pola konsumsi, perubahan sumber alam dan lingkungan hidup, perubahan teknologi, perubahan system nilai dan kebudayaan.
II. Tantangan Permasalahan Lingkungan Hidup
Energi asal matahari menjadi penggerak system kehidupan semua mahluk hidup. Mahluk hidup terdiri dari materi yang berasal dari bumi. Materi-materi ini terdiri dari unsur-unsur kimia. Dalam tubuh manusia ditemukan unsur-unsur kimia seperti oksigen (65%), karbon (18%), hydrogen (10%), nitrogen (3,3%), kalsium (1,5%), fosfor (1%), dan unsur-unsur kimia lainnya.
Bermacam-macam siklus dalam kehidupan memungkinkan perpindahan unsur-unsur kimia larut masuk ke tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia, dan dengan begitu dapat terjadi perpindahan energi sebagai sumber kehidupan alam. Berbagai siklus dan rantai makanan melibatkan seluruh isi alam, baik yang hidup maupun yang mati, dan menjadikan satu system yang dinamakan “ekosistem”. Dalam ekosistem ini terdapat lingkungan biotic, memuat organisme yang hidup dalam lingkungan, dan lingkungan biotic yang memuat berbagai hal seperti cahaya, suhu, tanah, air, udara, zat kimia, dan lain-lain benda mati namun menghidupkan.
Jika semula kita kenal tahap “manusia dikuasai lingkungan alam”, maka tahap berikutnya ialah “manusia menguasai alam”. Kini perlu dikaji orientasi baru dimana manusia hidup dalam hubungan keselarasan dengan lingkungan hidup, ini berarti menegakkan hubungan keselarasan manusia dengan lingkungan alam, keselarasan manusia dengan masyarakat, dan keselarasan manusia dengan Tuhan YME. Reorientasi penglihatan manusia dalam hubugan dirinya dengan lingkungan hidup sangat perlu untuk mengakhiri perkembangan sains, ilmu dan teknologi yang mengikuti jalur perkembangan selama 200 tahun terakhir ini. Ini berarti perkembangan manusia untuk tumbuh selaras dengan perkembangan lingkungan.
Akibat tekanan penduduk, maka lingkungan hidup mengalami tekanan perubahan. Hutan perlu ditebang untuk memberi tempat bagi pemukiman, sungai perlu dimanfaatkan untuk keperluan manusia, dan seterusnya. Yang berbeda dalam pandangan masa sekarang dengan pandangan masa lampau ialah, bahwa perkembangan lingkungan secara sadar diperhitungkan pengaruhnya kepada manusia. Sejauh mungkin diusahakan perubahan yang merombak seminimal mungkin stabilitas lingkungan hidup. Dan bila pun perubahan terjadi, maka fungsi lingkungan yang akan hilang disubstitusikan dengan cara lain sehingga lingkungan hidup tetap berfungsi utuh. Penerapan system biologis akan banyak membantu usaha memanfaatkan lingkungan tanpa kerusakan lingkungan yang besar. (ex;) penggunaan cacing yang sengaja dibiakkanuntuk memusnahkan sampah.
Satu ciri yang menonjol, bahwa pertimbangan lingkungan sudah dari semula ikut diperhitungkan dalam setiap langkah pembangunan. Maka pengembangan lingkungan, mencakup baik ikhtiar menanggulangi akibat pembangunan yang berupa kerusakan lingkungan maupun usaha mengembangkan lingkungan bersamaan dengan pembangunan. Sehingga lahirlah orientasi pembangunan dengan pengembangan lingkungan atau eco-development. Maka segala perkembangan sains, ilmu tekniologi yang menunjang pembangunan dikuasai oleh semangat dan keperluan menumbuhkan proses “eco-development” ini.
Untuk memberi isi kepada garis kebijaksanaan pembangunan dengan pengembangan lingkungan ini, maka Repelita III menggariskan empat pendekatan pokok, yaitu :
Pendekatan masalah lingkungan dari sudut kependudukan (ex; jumlah & pertambahan penduduk)
ü Pendekatan masalah lingkungan dari sudut sektoral (ex; sector pertanian)
ü Pendekatan masalah lingkungan dari sudut media lingkungan (ex; tanah, air)
ü Pendekatan masalah lingkungan dari sudut unsur-unsur penunjang (pendidikan, pembinaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan & teknologi)
Kebijaksanaan Pengembangan Lingkungan Hidup
Ada beberapa pokok dari kebijaksanaan ini yang dijabarkan lebih lanjut dalam sembilan sektoral :
  1. Penduduk, Pemukiman dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
  2. Pembangunan Pertanian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
  3. Industri, Pertambangan dannergi serta Pengelolaan Lingkungan Hidup
  4. Pemilikan dan Penguasaan Tanah, Tataguna Tanah, Tataguna Air, Tataguna Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
  5. Pembangunan Prasarana dan Pengelolaan Lingkungan
  6. Pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Lautran dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
  7. Pengaturan Biaya Pembangunan Lingkungan Hidup
  8. Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengelolaan Sumber Alam dan Lingkungan Hidup
  9. Pembinaan hokum dan aparatur dalam Pengelolaan Sumber Alam Lingkungan Hidup
III. Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air
Dalam pengelolaan sumber alam, benang merahnya yang utama adalah mencegah timbulnya pengaruh negative terhadap lingkungan dan mengusahakan kelestarian sumber alam agar bisa digunakan terus-menerus sambung-sinambung untuk generasi-generasi di masa depan. Kebijaksanaan pengembangan lingkungan ini tertuju kepada empat sasaran, yaitu :
Ø Membina hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungan
Ini adalah bagian dari tujuan pembangunan untuk membina manusia Indonesia seutuhnya.
Ø Melestarikan sumber-sumber alam agar bisa dimanfaatkan terus-menerus oleh generasi demi generasi
Ø Mencegah kemerosotan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga menaikkan kualitas hidup manusia Indonesia
Ø Membimbing manusia dari posisi “perusak lingkungan” menjadi “pembina lingkungan”.
Penyelamatan hutan, tanah, dan air. Untuk mengetasi ketidakseimbangan lingkungan, maka prioritas utama diletakkan pada penyelamatan hutan, tanah dan air, mencakup lima usaha, seperti:
o Peningkatan mutu pengusahaan hutan
o Reboisasi dan penghijauan
o Pengembangan daerah aliran sungai
o Pencegahan kerusakan laut beserta sumber daya hayatinya
o Pengembangan taman nasional
Antara manusia, tumbuhan, binatang, mahluk isi alam lainnya, suhu, keadaan cuaca, udara dan lain-lain, terdapat hubungan timbal balik yang membentuk suatu ekosistem. Maka pertumbuhan manusia sangat dipengaruhi oleh sifat keadaan ekosistem yang melingkupinya. Pembangunan membuka kemungkinan perubahan keadaan lingkungan. Dalam proses perubahan ini penting dipelihara keselarasan antara manusia denmgan ekosistem dalam rangkaian kurun waktu dalam gerak yang dinamis.
Disamp[ing hutan lindung dan PPA, terdapat pula hutan produksi yang dapat diusahakan. Dalam kawasan hutan produksi (seluas 4 Ha) Hak Penguasaan Hutan (HPH) diberikan Departemen Pertanian kepada pengusaha Negara atau perseroan terbatas swasta dan Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) oleh Gubernur kepada penduiduk setempat.
Tanah air Indonesia dengan luas daratan 202,7 juta hectare mempunyai curah hujan tinggi, antara 700 – 7.000 mm setahun dan penguapan antara 1.200 – 4.000 mm setahun, sehingga Indonesia tergolong dalam kelompk tanah air yang relatiF “basah”. Menurut potensi sumber-sumber airnya, Indonesia terbagi dalam tiga bagian besar :
Wilayah dengfan potensi rendah, kurang dari 10.000 m3 per jiwa setahun, meliputi pulau Jawa, Madura, Bali dan Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur.
b. Wilayah dengan potensi sedang, antara 10.000 – 100.000 m3 per jiwa setahun, meliputi pulau Sumatera, Sulawesi dan Maluku
c. Wilayah dengan potensi tinggi, lebih dari 100.000 m3 perjiwa setahun, meliputi pulau Kalimantan dan Irian Jaya.
Air yang dapat dimanfaatkan adalah air permukaan asal curah hujan setelah dikurangi dengan penguapan dan air tanah, berasal curah hujan meresap kedalam tanah. Sebanyak 25-35% dari air permukaan dan air tanah berupa aliran mantap yang selalu tersedia tiap tahun (low water run off). Sedangkan 75-65% berupa aliran tidak mantap, berupa banji yang mengalir dalam waktu singkat dan menghilang cepat ke laut, sehingga tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya.
IV. Pencemaran Sektoral dan Lingkungan
Pembangunan sektoral dapat menimbulkan pengaruh pencemaran terhadap lingklungan, sehingga usaha untuk menghindarkan penurunan mutu lingkungan ini menjadi penting.
Yang menonjol dalam pembangunan tanpa kerusakan lingkungan adalah mengelola sumber alam secara bijaksana supaya bisa menopang proses pembangunan terus-menerus bagi kepentingan generasi dio masa datang. Dan bahwa proses pembangunan selalu menghasilkan produk yang berguna dan produk sampingan yang tidak berguna, berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan.
V. Pengembangan Lingkungan Pemukiman
Pertambahan penduduk merupakan factor yang paling mempengaruhi lingkungan melalui perluasan dan pembukaan pemukiman baru. Disamping itu penduduk miskin menderita karena lingkungan pemukiman yang tidak baik dan mempengaruhi tingkat kemiskinan. Karena itu pengembangan lingkungan pemukiman penting tidak hanya untuk memperoleh lingkungan lebih baik, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang turut menumbuhkan suasana dan semangat mengatasi kemiskinan. Maka dalam Repelita III pengembangan lingkungan pemukiman diarahkan pada :
  • Perbaikan perkampungan kota terutama di kampung miskin
  • Pemugaran desa
  • Pengembangan wilayah perkotaan
  • Pemukiman transmigrasi
Dalam kerangka perputaran siklus lingkungan hidup, peranan manusia sangatlah menentukan. Manusia bisa jadi perusak tetapi bisa juga menjadi pembangun lingkungan. Karena itu maka pembangunan dengan dampak negative yang sekecil mungkin terhadap lingkungan memerlukan keterlibatan aktif dari manusia dalam pembangunan. Pelibatan aktif manusia dalam pembangunan yang ideal ialah, apabila sejak tahap permulaan pembangunan sang manusia bisa diikutsertakan. Yaitu dari tahap identifikasi kebutuhan apa yang perlu dibangun, untuk siapa, bagaimana, apabila dan bilamana. Pelibatan manusia di daerah dalam proses pembangunan biasanya dilakukan melalui berbagai macam wahana, seperti forum rapat desa; organisasi kelompok seperti kelompok petani, nelayan, koperasi, sosial, yayasan dan lain-lain.
Inti hakekat masalah lingkunga hidup adalah memelihara hubungan serasi antara manusia dengan lingkungan. Pembangunan menimbulkan perubahan, baik dalam ;lingkungan alam maupun dalam lingkungan sosial. Maka penting diusahakan agar perubahan lingkungan ini tidak sampai mengganggu keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan.
Bersamaan dengan pembangunan berlangsung gerak perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah jarang penduduk atau “transmigrasi” dan perpindahan penduduk dari desa ke kota atau “urbanisasi”, terjadi dalam batas Negara.
Perpindahan penduduk menyangkut unsur manusia dan factor ruang-lingkungan. Kedua-duanya merupakan factor produksi pentinmg dalam pembangunan. Karena itu perlu dikaji hal-hal apakah yang mempengaruhi keputusan manusia untuk transmigrasi, dan hal-hal apakah yang terdapat dalam factor ruang lingkungan yang bisa berpengaruh pada pembangunan dan transmigrasi.
Hal utama yang mendorong orang bertransmigrasi adalah pertimbangan ekonomi, memperbaiki tingkat hidup. Khususnya untuk Indonesia yang sedang berkembang, kemungkinan perbaikan tingkat hidup terbuka luas. Karena pendap[atan nasional Indonesia diperoleh kebanyakan dari produksi primer, seperti pertanian dan pengelolaan bahan mentah, maka terbentruknya kesempatan dalam produksi primer, tersedianya tanah garapan dan kesempatan kerja merupakan daya tarik utama bertransmigrasi ke daerah baru. Di samping itu, kesulitan hidup di daerah asalsebagai akibat menyempitnya tanah garapan, pertambahan penduduk yang mendesak lapangan kerja, bencana alam dan lain-lain merupakan dorongan bertransmigrasi ke daerah baru.
Pelestarian dan Pembangunan
Ada beberapa masalah yang dihadapi semua Negara sedang berkembang, yaitu :
  1. Penduduk yang berjumlah besar bersisian dengan daya dukung tanah yang rendah
  2. Tingkat pertambahan penduduk yang cepat bersamaan dengan tingkat kerusakan lingkungan yang cepat pula
  3. Desakan yang makin membesar akan perlunya pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk memenuhi permintaan penduduk yang terus bertambah akan kebutuhan-kebutuhan pokok
Di Negara-negara sedang berkembang tingkat kematian menurun dengan tajam, karena dampak positif pembangunan ekonomi terhadap perbaikan makanan, lingkungan kesehatan, dan fasilitas kesehatan, penurunan dan bahkan penurunan tajam tingkat kematian anak-anak di bawah usia lima tahun. Kecenderungan terus menurunnya tingkat kematian, tampaknya akan terus dalam dasawarsa yang akan dating. Kesemuanya itu me4njelaskan mengapa jumlah penduduk yang tetap masih belum mungkin tercapai di Negara-negara sedang berkembang, walaupun KB sudah berhasil. Pertambahan penduduk masih akan terus terangsang karena besarnya jumlah orang yang berusia di bawah 25 tahun yang mencapai 65% dari keseluruhan penduduk di Negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Karenanya masuk akallah untu7k memperkirakan, bahwa Negara-negara sedang berkembang masih akan mengalami kenaikan pertambahan penduduk yang tidak sedikit. Pembangunan dan pelestarian pada akhirnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu : pengelolaan sumber alam sebijaksana mungkin demi tercapainya mutu hidup manusia yang setinggi mungkin.
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BAHAN AJAR GURU - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger