Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia

  • Pada tahun 1595 Belanda berangkat dari Eropa di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun 1956 dengan mendarat di Banten. Sejak pelayaran de Houtman, maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya persaingan antara para pedagang Belanda. Para pedagang berusaha mendapatkan rempah-rempah di Indonesia untuk secepatnya memenuhi muatan kapalnya. Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indonesia meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memperoleh untung, sedang di Eropa harga rempah-rempah makin merosot, karena makin banyak tersedia di pasaran Eropa. Hal ini berpengaruh juga terhadap harga rempah-rempah di tanah air di kemudian hari.

    1. Pembentukan VOC

    Untuk mengatasi persaingan di antara pedagang Belanda dan persaingan pedagang Belanda dengan Portugis, maka pedagang Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie) pada tanggal 20 Maret 1602. VOC adalah badan yang bersifat partikelir, di mana para pedagang Belanda bergabung di dalamnya. Tujuan VOC di Indonesia antara lain:
    1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.
    2. Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
    3. Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
    Agar VOC dapat berkembang dengan baik, pemerintah Belanda memberikan hak Octroi (istimewa), yaitu hak untuk dapat bertindak sebagai suatu negara. Hak-hak tersebut antara lain:
    • Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah timur sampai ujung selatan Amerika.
    • Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan.
    • Hak memiliki dan mengedarkan mata uang sendiri.
    • Hak mendata personil atas dasar sumpah setia.
    • Hak melakukan peperangan.
    • Hak memerintah di negeri jajahan
    • Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lain di daerah kekuasaan monopoli perdagangannya.
    Dengan hak-hak istimewa tersebut menyebabkan perkembangan VOC sangat pesat.

    2. Kekuasaan VOC di Indonesia

    Untuk semakin memperbesar kekuasaanya di Indonesia, VOC melakukan cara-cara politik devide et impera atau politik adu domba, dan tipu muslihat. Misalnya kalau ada persengketaan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, mereka mencoba membantu salah satu pihak. Dari jasanya itu, mereka mendapatkan imbalan berupa daerah. Hal ini berlangsung setiap kali sehingga di Indonesia semakin banyak daerah yang berhasil dikuasai VOC.  Dari uraian tersebut. menunjukkan , bahwa Belanda dengan VOC-nya telah berhasil menguasai daerah Indonesia bagian barat, tengah, maupun timur. Dengan politik adu dombanya, akhirnya VOC berhasil menanamkan kekuasaanya di Indonesia. Beberapa kerajaan di Indonesia akhirnya dalam cengkeraman kekuasaan penjajah.
    b. Pemerintahan Hindia Belanda I
    Kejayaan VOC ternyata tidak bertahan lama. Dalam perkembangannya VOC mengalami masalah yang besar, yakni kebangkrutan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC. Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah:  1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi. 2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas. Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah: 1) Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte. 2) Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga. Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799 VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda.

    a. Pemerintahan Herman W. Daendels

    Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795, Belanda diubah namanya menjadi republik Bataaf dan diperintah oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte.  Pada tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W. Daendels ke Pulau Jawa. Daendels dibebani tugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda. Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh Daendels, antara lain:
    • Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
    • Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
    • Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.
    • Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang kurang lebih 1.100 km.
    • Membangun benteng-benteng pertahanan.
    Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi). Selain menerapkan kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut antara lain:
    • Mengadakan penyerahan hasil bumi (contingenten).
    • Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pemerintah Belanda dengan harga murah (verplichte leverantie).
    • Melaksanakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban yang dibebankan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi.
    • Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing
    Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam, sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811.
    b. Pemerintahan Janssen (1811)
    Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani Kapitulasi Tuntang 11 September 1811.
    Isi Perjanjian Tuntang adalah:
    1. Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia Tenggara harus diserahkan kepada Inggris.
    2. Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
    3. Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
    Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan Inggris.
    4. Pemerintahan Inggris di Indonesia (1811–1816)
    Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19 Oktober 1811. Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia:
    a. Di bidang ekonomi. Dalam bidang ekonomi, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
    • Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten/ pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (landrente).
    • Semua tanah dianggap milik negara, maka petani harus membayar pajak sebagai uang sewa.
    Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah mengalami kegagalan karena:
    • Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah, karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama.
    • Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah petani.
    • Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles.
    • Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
    b. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial Dalam bidang ini, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
    • Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogjakarta dan Surakarta.
    • Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan.
    • Melarang perdagangan budak.
    c. Di bidang ilmu pengetahuan. Dalam bidang pengetahuan, Raffles menetapkan kebijakan berupa:
    • Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk mengadakan berbagai penelitian ilmiah di Indonesia.
    • Raffles bersama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.
    • Raffles menulis buku “History of Java” dan merintis pembangunan Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari berbagai penjuru dunia. Rafflesia Arnoldi diambil dari nama Thomas Stanford Raffles dan asistennya Arnoldi.
    Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama sebab Pemerintahan Napoleon di Prancis pada tahun 1814 jatuh. Akibat berakhirnya kekuasan Louis Napoleon 1814, maka diadakan Konferensi London. Isi Konferensi London antara lain:
    1. Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dahulu direbut Inggris.
    2. Penyerahan Indonesia oleh Inggris kepada Belanda berlangsung tahun 1816.
    3. Jhon Fendall diberi tugas oleh pemerintah Inggris untuk menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.
    Sejak saat itu terjadi perubahan kekuasaan di Indonesia dari tangan Inggris ke tangan Belanda.


Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. BAHAN AJAR GURU - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger