Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.
Geografis
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 154 kecamatan, 262 kelurahan, dan 1.273 desa.
Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat
Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena
dapat dilalui kapal besar yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura. Di samping itu Banten merupakan jalur penghubung antara Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah Banten terutama daerah Tangerang raya (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan) merupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki banyak industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki beberapa pelabuhan
laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan
kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi
pelabuhan alternatif selain Singapura.
Batas wilayah
Utara | Laut Jawa |
Selatan | Samudera Indonesia |
Barat | Selat Sunda |
Timur | Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Jawa Barat |
Topografi
Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:
- Wilayah datar (kemiringan 0-2 %) seluas 574.090 hektare
- Wilayah bergelombang (kemiringan 2-15%) seluas 186.320 hektare
- Wilayah curam (kemiringan 15-40%) seluas 118.470,50 hektare
Kondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalah menurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.
Sejarah
Banten pada masa lalu merupakan sebuah daerah dengan kota pelabuhan
yang sangat ramai, serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur.
Banten pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara adalah Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, yang ditemukan di Kampung Lebak di tepi Ci Danghiyang, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian Raja Purnawarman. Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara (menurut beberapa sejarawan ini akibat serangan Kerajaan Sriwijaya), kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Ci Serayu dan Kali Brebes dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Seperti dinyatakan oleh Tome Pires, penjelajah Portugis pada tahun 1513, Banten menjadi salah satu pelabuhan penting dari Kerajaan Sunda. Menurut sumber Portugis tersebut, Banten adalah salah satu pelabuhan kerajaan itu selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Kalapa, dan Cimanuk.
Diawali dengan penguasaan Kota Pelabuhan Banten, yang dilanjutkan dengan merebut Banten Girang dari Pucuk Umun pada tahun 1527, Maulana Hasanuddin, mendirikan Kesultanan Banten di wilayah bekas Banten Girang. Dan pada tahun 1579, Maulana Yusuf, penerus Maulana Hasanuddin, menghancurkan Pakuan Pajajaran,
ibu kota atau pakuan (berasal dari kata pakuwuan) Kerajaan Sunda.
Dengan demikian pemerintahan di Jawa Barat dilanjutkan oleh Kesultanan
Banten. Hal itu ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana,
tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan Pajajaran ke
Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160
x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu
itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka
tersebut, di Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua,
dengan memiliki Palangka itu, Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan
Kerajaan Sunda yang "sah" karena buyut perempuannya adalah puteri Sri
Baduga Maharaja.
Dengan dihancurkannya Pajajaran
maka Banten mewarisi wilayah Lampung dari Kerajaan Sunda. Hal ini
dijelaskan dalam buku The Sultanate of Banten tulisan Claude Guillot
pada halamaan 19 sebagai berikut: From the beginning it was abviously
Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of
Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to
travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to
Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese
region.[4]
Ketika sudah menjadi pusat Kesultanan Banten, sebagaimana dilaporkan oleh J. de Barros, Banten merupakan pelabuhan besar di Asia Tenggara, sejajar dengan Malaka dan Makassar.
Kota Banten terletak di pertengahan pesisir sebuah teluk, yang lebarnya
sampai tiga mil. Kota itu panjangnya 850 depa. Di tepi laut kota itu
panjangnya 400 depa;
masuk ke dalam ia lebih panjang. Melalui tengah-tengah kota ada sebuah
sungai yang jernih, di mana kapal jenis jung dan gale dapat berlayar
masuk. Sepanjang pinggiran kota ada sebuah anak sungai, di sungai yang
tidak seberapa lebar itu hanya perahu-perahu kecil saja yang dapat
berlayar masuk. Pada sebuah pinggiran kota itu ada sebuah benteng yang
dindingnya terbuat dari bata dan lebarnya tujuh telapak tangan.
Bangunan-bangunan pertahanannya terbuat dari kayu, terdiri dari dua
tingkat, dan dipersenjatai dengan senjata yang baik. Di tengah kota
terdapat alun-alun yang digunakan untuk kepentingan kegiatan ketentaraan
dan kesenian rakyat dan sebagai pasar di pagi hari. Istana raja
terletak di bagian selatan alun-alun. Di sampingnya terdapat bangunan
datar yang ditinggikan dan beratap, disebut Srimanganti, yang digunakan
sebagai tempat raja bertatap muka dengan rakyatnya. Di sebelah barat
alun-alun didirikan sebuah masjid agung.
Pada awal abad ke-17 Masehi, Banten merupakan salah satu pusat
perniagaan penting dalam jalur perniagaan internasional di Asia. Tata
administrasi modern pemerintahan dan kepelabuhan sangat menunjang bagi
tumbuhnya perekonmian masyarakat. Daerah kekuasaannya mencakup juga
wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Lampung. Ketika orang Belanda
tiba di Banten untuk pertama kalinya, orang Portugis telah lama masuk
ke Banten. Kemudian orang Inggris mendirikan loji di Banten dan disusul
oleh orang Belanda.
Selain itu, orang-orang Perancis dan Denmark pun pernah datang di
Banten. Dalam persaingan antara pedagang Eropa ini, Belanda muncul
sebagai pemenang. Orang Portugis melarikan diri dari Banten (1601),
setelah armada mereka dihancurkan oleh armada Belanda di perairan
Banten. Orang Inggris pun tersingkirkan dari Batavia (1619) dan Banten
(1684) akibat tindakan orang Belanda.
Pada 1 Januari 1926 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan
untuk pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi yang lebih
luas. Di Pulau Jawa dibentuk pemerintahan otonom provinsi. Provincie West Java
adalah provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia Belanda yang
diresmikan dengan surat keputusan tanggal 1 Januari 1926, dan
diundangkan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) 1926 No. 326, 1928 No. 27
jo No. 28, 1928 No. 438, dan 1932 No. 507. Banten menjadi salah satu
keresidenan dalam Provincie West Java di samping Batavia, Buitenzorg
(Bogor), Priangan, dan Cirebon.
Budaya dan nilai
Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai.
Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri Pencak silat, Debus,
Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog,
Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan
leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan
masih banyak peninggalan lainnya.
Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda
Banten yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian
maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar
Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran Sungai
Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah
titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik,
tidak boleh dirusak.
Bahasa
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian timur Provinsi Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan Pandeglang menggunakan bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern, dan bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang dari bagian lain Indonesia.
Senjata tradisional
Golok adalah senjata tradisional di Banten sama seperti senjata tradisional Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Rumah adat
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan
lantainya dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan
dindingnya terbuat dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung
adalah batu yang sudah dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang
ujungnya makin mengecil seperti batu yang digunakan untuk alas menumbuk
beras. Rumah adat ini masih banyak ditemukan di daerah yang dihuni oleh
orang Kanekes atau disebut juga orang Baduy.
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota
Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kota. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Banten, beserta ibu kota.
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota | Logo |
---|---|---|---|
1 | Kabupaten Tangerang | Tigaraksa | |
2 | Kabupaten Serang | Ciruas | |
3 | Kabupaten Lebak | Rangkasbitung | |
4 | Kabupaten Pandeglang | Pandeglang | |
5 | Kota Tangerang | - | |
6 | Kota Serang | - | |
7 | Kota Cilegon | - | |
8 | Kota Tangerang Selatan | Ciputat |
Catatan :
- Kabupaten Tangerang sebelumnya beribu kota di Kota Tangerang.
- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan Kecamatan Ciruas sebagai lokasi Puspemkab Kabupaten Serang.
- Kota Cilegon dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 10 April 1999 dari wilayah Kabupaten Serang. Cilegon sebelumnya adalah kota administratif.
- Kota Tangerang dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 27 Februari 1993 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Tangerang sebelumnya adalah kota administratif.
- Kota Tangerang Selatan dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 29 Oktober 2008 dari wilayah Kabupaten Tangerang. Sebelumnya adalah Kota Cipasera
Daerah-daerah penting lain
Terdapat beberapa daerah penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:
- Anyer, Kabupaten Serang
- Balaraja, Kabupaten Tangerang
- Bojonegara, Kabupaten Serang
- Karawaci Kabupaten Tangerang
- Labuan, Kabupaten Pandeglang
- Merak, Kota Cilegon
- Serpong, Kota Tangerang Selatan
Perwakilan di Jakarta
Anggota DPR
Provinsi Banten memiliki 22 wakil di DPR, enam orang masing-masing
dari Daerah Pemilihan Banten I (barat daya) dan II (barat laut), dan
sepuluh orang dari Daerah Pemilihan Banten III (timur).
Anggota DPD
Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif 2009,
anggota DPD asal Banten untuk periode 2009-2014 adalah Abdi Sumaithi,
Andika Hazrumy, Drs. H. Abdurachman, M.Ap., dan H. Ahmad Subadri.
Daftar gubernur dan Wakil Gubernur
Pada saat terbentuknya Provinsi Banten, Gubernur Hakamuddin Djamal dipilih oleh Pemerintah Pusat. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Djoko Munandar dan Ratu Atut Chosiyah
sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama. Pada awal 2006,
Atut Chosiyah sebagai Pelaksana Tugas Gubernur. Akhirnya, tanggal 6
Desember 2006 dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah langsung, yang
dimenangi oleh pasangan Ratu Atut Choisiyah dan Mohammad Masduki, kedua-duanya menjabat pada periode 2007-2011.
No. | Nama | Foto | Dari | Sampai | Keterangan |
1. | Hakamuddin Djamal | 17 November 2000 | 11 Januari 2002 | Pejabat Gubernur | |
2. | Djoko Munandar | 11 Januari 2002 | 10 Oktober 2005 | Dinonaktifkan karena terkait kasus korupsi | |
3. | Ratu Atut Chosiyah | 20 Oktober 2005 | 10 Januari 2007 | Pelaksana Tugas Gubernur (Plt) | |
4 | Ratu Atut Chosiyah | 11 Januari 2007 | sekarang |
Wakil Gubernur
No. | Nama | Foto | Dari | Sampai | Keterangan |
1. | Ratu Atut Chosiyah | 11 Januari 2002 | 11 Oktober 2005 | ||
2 | Mohammad Masduki | 11 Januari 2007 | 11 Januari 2012 | ||
3 | Rano Karno | 11 Januari 2012 | sekarang |
Pendidikan
Perguruan Tinggi di Banten:
Perguruan Tinggi Negeri
- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
- Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang
- Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
- Universitas Terbuka Pondok Cabe
- Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang
- IAIN Banten
Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi Swasta
- Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
- Universitas Pamulang, Pamulang,Tangerang Selatan
- Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang Selatan
- Universitas Serang Raya Serang, Banten
- Universitas Bina Nusantara Kampus Alam Sutera
- Universitas Pembangunan Jaya
- Universitas Teknologi Nusantara Cilegon
- Universitas Swiss German Serpong
- Universitas Pamulang
- Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang
- Universitas Muhammadiyah Tangerang
- Universitas Pramita Indonesia
- Universitas Mathla'ul Anwar Banten
- Universitas Banten Jaya Serang, Banten
- Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, Bumi Serpong Damai
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Banten (STIE Bina Bangsa Banten)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
- Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yuppentek Tangerang
- STIA Maulana Yusuf Banten
- STAKAD Perguruan Buddhi
- STMIK Raharja
- STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
- Bina Sarana Informatika
- Perguruan Tinggi Raharja Tangerang
- Politeknik Piksi Input Serang
- Politeknik Krakatau
- Institut Teknologi Indonesia Serpong
- Institut Ilmu Al Qur`an
- Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Qalam
Ekonomi dan kependudukan
Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah 9.351.470 jiwa, dengan
perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%) anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%)
lanjut usia, sisanya 5.740.546 jiwa berusia di antara 15 sampai 64
tahun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal
dari sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan,
hotel dan restoran (17,13%), pengangkutan dan komunikasi (8,58%), serta
pertanian yang hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga
kerja, industri menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian
(21,14%), perdagangan (20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya
9,50%.
Transportasi
Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa
memiliki posisi yang sangat strategis dan memiliki potensi ekonomi yang
sangat besar baik skala lokal, regional, nasional, bahkan skala
internasional. Fasilitasi terhadap pergerakan barang dan penumpang yang
dari dan ke pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah, maupun lokal yang
ada di Provinsi Banten menjadi sangat penting dalam upaya mendukung
pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi Banten.
Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja Pembangunan yang
mempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di Provinsi Banten
karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan prasarana
perhubungan lainnya.
- Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya terdapat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuknya barang dan penumpang ke Indonesia.
- Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Di dalamnya terdapat pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya barang dan penumpang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.
- Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Di dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api yang merupakan gerbang masuk barang dan penumpang terutama dari dan ke Jakarta.
Secara umum, sektor perhubungan dapat dikategorikan ke dalam tiga
bagian yaitu perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara.
Ketiga bagian tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membangun perekonomian di Provinsi Banten.
Perhubungan darat
Jalan
Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada
dalam kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang dan sepanjang
26,840 dalam kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun
2006 dengan total panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi
baik sebesar 203,670 km, kondisi sedang 380,020 km, dan kondisi rusak
sebesar 305,320 km.
Ruas jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini
mempunyai volume lalu-lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti
kelancaran arus lalu-lintas terganggu karena adanya aktivitas
perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat perbelanjaan di
sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar badan
jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara
(Merak-Tangerang) dan ruas Ciputat-Batas DKI.
Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan provinsi pada umumnya cukup
baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas rata-rata sebesar
0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang terjadi pada
pusat-pusat kegiatan masyarakat.
Terminal
Sebagai simpul transportasi, terminal berfungsi sebagai tempat untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang serta perpindahan antarmoda
transportasi merupakan unsur penting dalam pelayanan pergerakan
penumpang dan barang. Terdapat 4 (empat) terminal di Provinsi Banten,
yaitu Terminal Pakupatan, Terminal Porisplawad, Terminal Labuan, dan
Terminal Merak.
Angkutan umum
Untuk melayani pergerakan penumpang dan barang dalam wilayah Provinsi
Banten, terdapat angkutan umum Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi pada
saat ini masih dilayani dengan kendaraan ukuran kecil dan dalam
penyelenggaraannya masih dirasakan belum terpadu secara maksimal.
Terdapat 63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani
Antar Kota Dalam Provinsi lintas Kab./Kota Tangerang. Sedangkan untuk
AKDP lintas Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak dilayani dengan 66 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 1.436.
Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang masih belum tersedia angkutan
umum, terdapat beberapa angkutan perintis yang melayani jalur Cikeusik-Muara Binuangeun-Sp. Bayah-Cikotok-Pasir Kurai-Cibareno dengan jarak sepanjang 106 km. Angkutan perintis ini dilayani oleh 2 buah bis DAMRI ukuran sedang.
Kereta api
Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel kereta api sepanjang
305,9 kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih beroperasi
dengan rata–rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22
kereta/hari dan kereta barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin
menurunnya pelayanan sarana tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan
semakin menurunnya pula pada jumlah angkutan penumpang dan barang.
Jaringan kereta api di wilayah Provinsi Banten sepanjang 305,90 km merupakan ‘single track’ yang terdiri dari lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Cilegon-Cigading sepanjang 141,6 km dan lintas tidak operasi (jalur mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah, dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164,3 km.
Perhubungan laut
Di Provinsi Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang terdiri dari 2
pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan
Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang terdiri
dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan, dan Pelabuhan Bojonegara
Perhubungan udara
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
secara nasional merupakan bandar udara utama di Indonesia sebagai pintu
gerbang masuknya barang dan penumpang dari dalam maupun luar negeri. Di
samping itu terdapat juga bandara lainnya seperti Bandar Udara Pondok
Cabe dan Bandara Budiarto di Tangerang serta Bandara Gorda yang ada di
Kabupaten Serang
Bandar Udara Pondok Cabe merupakan bandara untuk kegiatan ‘general aviation’, Bandara Budiarto merupakan bandara yang digunakan untuk training kegiatan penerbangan. Sementara Bandara Gorda digunakan sebagai bandara militer.
Tempat wisata di Banten
Masjid Agung Banten
Lihat Masjid Agung Banten
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon
merupakan salah satu taman nasional dan lokasi konservasi alam yang
penting di Indonesia dan dunia. Selain keindahan hutan tropis dataran
rendah, badak bercula satu merupakan primadona daya tarik dari lokasi ini.
Taman nasional ini terletak di semenanjung paling barat Pulau Jawa, ditambah dengan beberapa pulau kecil seperti halnya Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Pulau Panaitan. Titik tertinggi adalah Gunung Honje. Ciri khas taman nasional ini adalah perannya sebagai habitat alami berbagai jenis hewan yang dilindungi, seperti badak jawa, rusa, kijang, banteng, berbagai jenis primata, babi hutan, kucing hutan, kukang, dan aneka jenis burung.
Kawasan ini dapat dicapai melalui Labuan atau melalui jalan laut
dengan perahu menuju salah satu pulau yang ada. Ujung Kulon telah
dilengkapi dengan berbagai sarana jaringan telekomunikasi, listrik, dan
air bersih.
Sarana pariwisata seperti penginapan, pusat informasi, pemandu wisata, dan sarana transportasi juga telah tersedia. UNESCO telah menyatakan bahwa area Ujung Kulon merupakan situs cagar alam warisan dunia.
Pulau Dua/Pulau Burung
Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan alam laut berupa gugus
karang, berbagai jenis ikan laut, dan tentu saja berbagai jenis burung.
Luas kawasan ini sekitar 30 ha. Setiap tahun antara bulan April dan
Agustus, pulau ini dikunjungi oleh beribu-ribu burung dari 60 jenis yang
berasal dari berbagai negara. Sekitar empat puluh ribu burung-burung
tersebut terbang dari Benua Australia, Asia, dan Afrika.
Pulau Dua bisa dicapai dengan perahu tradisional atau perahu motor;
atau dengan berjalan kaki dalam waktu 15 s.d. 30 menit melalui daerah
pertambakan di Desa Sawah Luhur, Kasemen. Memang, akibat sedimentasi selama puluhan tahun, pulau ini telah menyatu dengan daratan Jawa.
Pulau Umang
Pulau Umang memiliki luas sekitar 5 Ha, dan terletak di kawasan objek
wisata Pantai Pandeglang, berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung
Lesung. Kawasan wisata ini dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang
menyediakan berbagai fasilitas rekreasi dan hiburan yang menarik. Di
pulau ini, terdapat resor yang ditata dengan sentuhan artistik alami,
dilengkapi dengan ruang pertemuan, kafe, spa, pusat bisnis, sunset lounge, klub pantai, kolam renang, dan sebagainya. Selain itu, tersedia fasilitas olahraga dan rekreasi air, jogging track, cross country, lapangan tenis, tempat karaoke, dan lain-lain. Kita dapat menuju ke pulau ini dengan relatif mudah.
Perusahaan pengelola kawasan ini menyediakan penyewaan mobil dari
Jakarta menuju pulau ini, atau dapat juga dicapai dari kawasan Ujung
Kulon.
Gunung Karakatau
Gunung Krakatau yang sebenarnya termasuk wilayah Provinsi Lampung ini
terletak di perairan Selat Sunda. Dan merupakan salah satu gunung yang
paling terkenal di dunia, karena letusannya yang dahsyat pada tahun
1883. Suara letusan terdengar sampai ke kawasan Benua Australia, bahkan
awan panasnya menyelimuti beberapa kawasan Eropa selama seminggu.
Ledakan dahsyat Gunung Krakatau kemudian membentuk anak gunung yang kini
dikenal sebagai Anak Krakatau yang muncul ke permukaan pada tahun 1928
yang hingga kini masih tetap aktif. Meski berada di Selat Sunda serta
wilayah Lampung, kawasan wisata alam ini lebih mudah dicapai dari Pantai
Anyer-Carita dan izin mendarat di Pulau Gunung Api Anak Krakatau juga
bisa diperoleh di kawasan ini, dibutuhkan waktu sekitar satu jam
menggunakan perahu motor cepat untuk mencapainya. Lokasi wisata ini
menawarkan wisata alam seperti misalnya berkemah, berjalan kaki,
memancing, dan pemandangan alam laut yang indah.
Rawadano
Rawadano atau nama lain Cagar Alam Rawa Danau terletak di Kabupaten
Serang, dan berjarak 101 km dari Jakarta. Kawasan ini merupakan kawasan
yang didominasi rawa-rawa, juga terdapat sebuah danau. Luas kawasan ini
sekitar 2.500 ha yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon. Pulau ini
menjadi tempat bersarang bagi aneka jenis binatang reptil, seperti ular
dan buaya. Tidak kurang dari 250 jenis burung bermukim di kawasan ini.
Kita dapat mencapai lokasi ini melalui tiga jalur, yaitu;
Jakarta-Cilegon-Anyer-Rawaadano, Jakarta-Serang-Padarincang-Rawadano,
dan Jakarta-Serang-Anyer-Cinangka-Padarincang-Rawadano.
Kang dan Nong Banten
Kang dan Nong Banten adalah sebutan untuk Duta Wisata, Pemuda dan
Pembangunan Provinsi Banten. Dilaksanakan pertama kali pada tahun 2000
dan diikuti oleh 3 kabupaten yakni Cilegon, Serang, dan Pandeglang. Baru
pada tahun 2001 Tangerang dan Lebak ikut serta. Kabupaten Tangerang
tercatat sebagai kabupaten tersukses sepanjang penyelenggaraan Kang dan
Nong Banten. Tercatat 10 gelar Juara Utama direngkuh Kang Nong Kabupaten
Tangerang, bahkan untuk gelar Kang disabet oleh Kabupaten Tangerang
berturut-turut tanpa putus. Prestasi terbaik Kabupaten Tangerang diukir
pada tahun 2008 ketika Kabupaten Tangerang menyabet 7 dari 12 gelar yang
diperebutkan. Dengan tambahan 7 gelar tersebut, Kabupaten Tangerang
secara total telah merebut 30 gelar juara sejak keikutsertaan pertama
mereka pada 2001.
Pemenang Kang dan Nong Banten
- 2000 : Gerry & Maya Soviasari (Asal Kab. Serang)
- 2001 : Ade Komarudin (Kab. Tangerang) & Mega Putri Aulia (Kab.Serang)
- 2002 : Hendri Siswanto (Kab. Tangerang) & Henny Murniaty (Kota Cilegon)
- 2003 : Tb. Didi Hamidi (Kab. Tangerang) & Riandini (Kota Tangerang)
- 2004 : tidak diselenggarakan, bersamaan dengan Pemilu 2004
- 2005 : Abdul Rosyid (Kab. Tangerang) & Riska Inki Fitria (Kab. Tangerang)
- 2006 : Brata Manggala (Kab. Tangerang) & Ressa Puspita Rosaliana (Kab. Serang)
- 2007 : Rocky Pandu K. (Kab. Tangerang) & Yona Wahyuni Kemala (Kab. Tangerang)
- 2008 : Yulianto Wibisono (Kab. Tangerang) & Novi Nurul Fatimah (Kab. Tangerang)
Pemenang Kang dan Nong Banten Tahun 2008
- Pemenang 1 : Yulianto Wibisono (Kab. Tangerang) & Novi Nurul Fatimah (Kab. Tangerang)
- Wakil 1 : Akhmad Fakih (Kab. Tangerang) & Putri Indriani (Kab. Tangerang)
- Wakil 2 : Indra Pratama (Kab. Serang) & Henifah (Kab. Tangerang)
- Harapan1 : Rezza Martadinata (Kab. Tangerang) & Sally Kartika (Kab. Serang)
- Harapan2 : Febryan Krisnan D. (Kota Tangerang) & Tri Sheradonna A. (Kab. Tangerang)
- Favorit : Rio Dwi Prawira (Kota Serang) & Shanty Destiyani (Kota Cilegon)
Pemenang Kang dan Nong Banten 2011
- Kang Banten 2011 : M. Bima Juliansyah (Kab. Tangerang)
Nong Banten 2011 : R.A. Mega Arimurti (Kab. Tangerang)
- Wakil I Kang : Firman Fajar Saputra (Kota Serang)
Wakil II Nong : Syifa Hafizah (Kota Tangerang Selatan)
- Wakil II Kang : Angga Dwi Putra (Kota Cilegon)
Wakil II Nong : Anne Karina Sekar (Kota Cilegon)
- Harapan I Kang : Suhud Suryadi (Kota Tangerang Selatan)
Harapan I Nong : Reggy Ratih (Kab. Lebak)
- Harapan II Kang : Hasnal Fuad (Kota Serang)
Harapan II Nong : Riri Ananingdyah (Kota Tangerang)
- Favorit Kang : M. Aghi Gumelar (Kab. Pandeglang)
Favorit Nong : Mutia Dara (Kota Serang)
Lain-lain
Stasiun televisi
Stasiun televisi yang ada di Banten antara lain adalah Banten TV, Carlita TV, Baraya TV, dan Cahaya TV
Olahraga
Lippo Village International Circuit
Sirkuit jalan raya pertama berstandar internasional di Indonesia yang terletak di Karawaci Tangerang
ini akan menjadi persinggahan balapan internasional sampai 20 tahun ke
depan. Sirkuit sepanjang 3,2 kilometer ini akan menjadi arena balap A1 dan Formula 1, dan merupakan sirkuit ke dua di indonesia setelah Sirkuit Sentul yang pernah dipakai pada event A1
Sepak Bola
Beberapa klub olahraga yang terdapat di Banten antara lain Tangerang Wolves (sepak bola), Persita Tangerang (sepak bola), Persikota Tangerang (sepak bola), Perserang Serang (sepak bola), dan PS Krakatau Steel (sepak bola). Gelanggang olahraga yang terdapat di Banten antara lain Stadion Benteng, Stadion Maulana Yusuf, dan Stadion Krakatau Steelsumber: wikipedia.org
Post a Comment