Kita telah belajar bahwa keinginan manusia itu tidak terbatas. Demikian pula kebutuhannya. Terpenuhi kebutuhan yang satu, muncul kebutuhan berikutnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhannya, manusia sangat bergantung pada kemampuan atau sumber daya yang ada. Ketika bayi, semua kebutuhan manusia dipenuhi oleh orang tuanya. Makin dewasa, manusia harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia harus mencari makanan untuk makannya. Dia harus mencari pakaian untuk menutupi dirinya. Dia harus mencari rumah tempat berlindungnya. Dia akan melakukan berbagai cara agar kebutuhannya itu dapat dipenuhi. Dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, manusia harus memerhatikan sumber daya yang dimiliki. Ada berbagai bentuk sumber daya, biasanya berupa barang atau jasa, misalnya tenaga, kendaraan, uang, pikiran, dan lain-lain. Sumber daya inilah yang merupakan alat pemuas kebutuhan manusia.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia harus selektif dalam memilih dan memanfaatkan sumber daya. Mengapa kita harus selektif dalam memilih dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia itu? Contoh, Beni diberikan uang oleh orang tuanya satu hari Rp5.000,00. Pada hari itu, dia harus membeli bolpen karena bolpennya habis, padahal dia harus belajar sampai sore hari. Artinya, dia harus membeli makan siang di sekolah. Uangnya pasti kurang untuk dua kebutuhan tersebut, bukan?! Dalam kasus ini, makan siang dan bolpen adalah kebutuhan. Ingatlah bahwa tidak semua sumber daya tersedia dengan melimpah. Ada sumber daya yang persediaannya terbatas. Karena terbatasnya sumber daya, manusia harus selektif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin. Contohnya, jika uang Beni tidak cukup untuk membeli bolpen dan makan siang, dia akan minta tambahan uang kepada orang tuanya. Jika manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dia akan berusaha mencari dari tempat lain. Salah satu usaha pemenuhan kebutuhan ialah dengan bekerja. Dengan bekerja, manusia akan mendapatkan hasil, baik berupa barang atau uang. Hasil pekerjaannya inilah yang dipakai untuk pemuasan kebutuhannya.
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya ini, posisi seseorang sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi bertemu. Sebagai makhluk ekonomi, manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk peduli pada kehadiran orang lain. Di sinilah manusia dituntut untuk melakukan peran sesuai dengan statusnya seperti yang telah dipelajari pada Pelajaran 2. Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia dituntut untuk tidak mengganggu bahkan merugikan orang lain. Misalnya, seorang pedagang asongan di perempatan jalan akan mengganggu kelancaran lalu lintas. Demikian juga dengan mereka yang bekerja di perkantoran.
Post a Comment