Pergerakan nasional lahir dari
penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang disemua bidang. Mereka
miskin,ekonominya dikuasai bangsa asing. Orang Indonesiapun hidup dengan biaya
2.5 sen setiap hari. Dibidang Pendidikanpun Indonesia tertinggal. Sebagian
rakyat masih buta huruf. Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan jumlah
penduduk.Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah. Rakyat biasa hanya
bisa memasuki memasuki sekolah rendah pribumi. Murid-murid diajar hanya sekedar
membaca, menulis dan berhitung, setelah tamat mereka diangkat sebagai pegawai
rendah dengan gaji yang kecil. Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh
diikuti oleh anak pegawai yang bergaji besar, anak bangsawan atau anak orang
kaya.
Rakyat tidak mempunyai tempat untuk
mengadukan nasib. Penguasa-penguasa pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja dan
para bupati hanya memerintah sesuai dengan kehendak Belanda. Bahkan,banyak
diantaranya dijadikan alat untuk menindas rakyat.
Dalam
keadaan seperti itu, golongan pelajar tampil kemuka. Mereka adalah orang-orang
Indonesia yang mendapat pendidikan Barat. Mereka mempelopori dan memimpin
pergerakan nasional. Mereka berjuang di berbagai bidang. Ada yang berjuang di
bidang Politik, Ekonomi, maupun di bidang Pendidikan. Tujuan perjuangan itu
satu, yakni mencapai kemerdekaan bangsa dan tanah air.
Peristiwa-peristiwa di dalam negeri
berpengaruh pula terhadap Pergerakan Nasional. Peristiwa itu antara lain
kemenangan Jepang dalam perang melawan rusia pada tahun 1905, Jepang bangsa
Asia sedangkan Rusia bangsa Eropa(barat). Kemenangan Jepang itu membuktikan
bahwa bangsa Asia bisa mengalahkan bangsa Eropa. Revolusi cina dan gerakan
nsional India dan Filipina, mempengaruhi juga pergerakan nasional. Revolsi Cina
meletus pada tahun 1911. Golongan nasionalis Cina berhasil mengalahkan Dinasti
Manchu yang sudah lama menguasai negeri Cina. Dinasti Manchu bukan orang cina
asli.
Judul makalah “IDEOLOGI DAN STRATEGI
PERGERAKAN NASIONAL”
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah Perkembangan Ideologi
dan Organisasi Pergerakan Nasional?
2.
Fase-fase Pergerakan Nasional
berdasarkan Ideologi?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Ingin Mengetahui Perkembangan
Ideologi dan Organisasi Pergerakan Nasional
2.
Ingin mengetahui Fase-fase
Pergerakan Nasional berdasarkan Ideologi
BAB I I
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Ideologi Dan Organisasi Pergerakan
Nasional Indonesia
Perkembangan nasionalisme di Indonesia mencapai titik
kemajuan sejak berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Sejak itu, banyak organisasi
dan gerakan sosial politik yang mengusahakan perbaikan atas kondisi rakyat
Indonesia. Jika kita memetakan perkembangan nasionalisme Indonesia sejak Budi
Utomo hingga kemerdekaan, akan diperoleh karakteristik periode perkembangan
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
- Periode Awal Perkembangan
Pada periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia
diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya.
Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo,
Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam dan Muhammadiyah.
- Periode Nasionalisme Politik
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia
telah mulai menyinggung bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Beberapa organisasi dan gerakan yang muncul pada periode ini adalah Indische
Partij dan Gerakan Pemuda
- Periode Radikal
Dalam periode ini,gerakan nasionalisme di Indonesia
ditujukan untuk mencapai kemerdekaan. Namun,dengan cara nonkooperasi atau tidak
mau bekerja sama dengan kaum penjajah. Beberapa organisasi dan gerakan yang
berkembang pada periode ini adalah Perhimpunan Indonesia,PKI dan PNI.
- Periode Bertahan
Dalam periode ini,gerakan nasionalisme di Indonesia
lebih moderat dan penuh pertimbangan. Pada periode ini, diwarnai dengan sikap
Pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi
pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan Pemerintah
Belanda. Beberapa organisasi dan gerakan yang berkembang dalam periode ini
adalah Parindra,Gerindo,GAPI dan Fraksi Nasional.
B. PERIODE AWAL PERKEMBANGAN
a.
Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo berdiri atas
inisiatif Mas Ngabehi Wahidin Soedirahoesodo yang ingin meningkatkan martabat
bangsanya melalui kegiatan pengajaran. Pada 20 Mei 1908, para pelajar STOVIA
mendirikan perkumpulan yang diberi nama Budi Utomo. Soetomo dipilih sebagai
ketuanya. Hari lahirnya Budi Utomo diperingati oleh Bangsa Indonesia sebagai
hari Kebangkitan Nasional. Tujuan Budi Utomo adalah meningkatkan pengajaran
bagi orang Jawa. Dalam perkembangannya,Budi Utomo mengalami kemunduran karena
adanya perpecahan antara golongan muda dan tua. Akhirnya,Budi Utomo bergabung
dengan organisasi lainnya dan membentuk Partai Indonesia Raya ( Parindra ).
b.
Sarekat Islam
Sarekat Islam awalnya bernama
Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi pada 1911 di Surakarta.
Sarekat Islam mengalami perkembangan yang pesat setelah dipimpin Haji Oemar
Said Tjokroaminoto. Dalam sebuah pidatonya, H.O.S.Tjokroaminoto menegaskan
bahwa tujuan SI adalah memperkuat basis ekonomi kaum pribumi agar mampu
bersaing dan membebaskan ketergantungan ekonomi dari bangsa asing.
Dalam
perkembangannya,muncul golongan sosialis radikal
didalam SI yang diwakili unsur-unsur Indische Sicial
Demokratische Vereeniging (ISDV) dan gerakan sosial lainnya,antara lain
Semaun,Darsono dan Tan Malaka. Adanya tokoh-tokoh berhaluan kiri ini
menyebabkan konflik Ideologi dalam tubuh SI. SI terpecah menjadi 2 (dua),yaitu
SI Putih dan SI Merah. SI Merah berasas Komunis,sedangkan SI Putih masih
mempertahankan asas keIslaman.
Dalam kongresnya tahun
1921,disepakati adanya disiplin partai yang melarang anggota SI merangkap
keanggotaan dengan organisasi lain. Akibatnya,Semaun dikeluarkan dari SI. Hal
ini diikuti oleh cabang-cabang yang mendapat pengaruh komunis. Mereka kemudian
bergabung dengan Partai Kominis Indonesia (PKI).
c.
Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta
pada 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dan bertujuan untuk
menyebarkan ajaran Nabi Muhammad SAW serta ingin memajukan agama Islam. Untuk
mewujudkan hal itu,Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan,tabligh-tabligh Islam,badan wakaf serta menerbitkan
buku-buku,brosur,majalah dan surat kabar. Mulai tahun 1920 Muhammadiyah mulai
meluaskan sayapnya kedaerah-daerah di Pulau Jawa. Pada tahun 1921 melebar lagi
sampai ke luar jawa. Cabang utama Muhammadiyah diluar Jawa mula-mula adalah di
Minangkabau yang sudah sejak lama melaksanakan pembaharuan Islam. Kemudian,pada
tahun 1927,cabang-cabang baru berdiri di Bengkulu,Banjarmasin dan Amuntai. Pada
tahun 1929,cabang baru dibentuk di Aceh dan Ujung Pandang (Makasar).
Kegiatan Utama cabang-cabang itu
adalah dibidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Antara tahun
1920-1925,Muhammadiyah giat mendirikan sekolah-sekolah. Pada tahun 1923,didirikan
Majelis Pimpinan Pengajaran Muhammadiyah dengan ketua M.Joyosugito.
Di bidang kesejahteraan
sosial,anak-anak terlantar dan kaum miskin mendapat perhatian khusus. Untuk
mendukung hal itu,didirikan balai kesehatan dan persatuan juru rawat. Khusus untuk
kaum wanita,kegiatannya ditampung oleh organisasi wanita Muhammadiyah yang
diberi nama Hizbul Wathan. Dari paparan diatas peran organisasi Muhammadiyah
terlihat melalui dunia pendidikan dalam mendukung perjuangan
kemerdekaan,menghapus kebodohan serta kemiskinan.
d. Gerakan Wanita
Kondisi wanita pada abad ke-19 masih sangat
terbelakang. Gerakan emansipasi wanita dipelopori oleh
R.A. Kartini. Arti emansipasi adalah keinginan untuk mendapat persamaan hak
dengan kaum laki-laki.Pada mulanya,gerakan mereka merupakan bagian dari
organisasi lokal kedaerahan atau keagamaan. Namun,pada perkembangannya tumbuh
organisasi-organisasi perempuan yang berdiri sendiri. Tumbuh berbagai
perkumpulan perempuan yang mengelola pendidikan bagi kaum perempuan sendiri.
Diantaranya,perkumpulan Keoetamaan Istri yang masih diasuh oleh Dewi Sartika
dan Sekolah Kartini di Jakrta dll.
Kaum perempuan juga mulai mempunyai
surat kabarnya
sendiri,seperti Poetri Hindia yang terbit di Bandung
(tahun 1909),Wanita Sworo yang terbit di Brebes (tahun 1913),Soenting Melajoe
yang terbit di Bukit Tinggi (tahun 1918),Isteri Oetama di Semarang,Soera
Perempoean di Padang dan Perempoean Bergerak di Medan.
Dalam perkembangannya, muncul pula
organisasi perempuan yang lebih radikal dan nonkooperatif dengan Pemerintah
Belanda,misalnya Perkumpulan Istri Sedar.
Perkumpulan ini menganjurkan agar kaum perempuan
Indonesia tidak terlalu terikat pada pendidikan dan rumah tangga saja,tetapi
ikut serta dalam kehidupan politik. Organisasi ini ikut aktif dalam berbagai
aksi seperti aksi menentang poligami.
Organisasi-organisasi perempuan ini
kemudian mengadakan Kongres Perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928,dan
Kongres Perempuan II di Jakrta pada tanggal 22 Desember 1930 yang kemudian
dikukuhkan menjadi hari ibu. Kongres perempuan menekankan kesadaran kaum
perempuan Indonesia untuk ikut membantu terbentuknya suatu bangsa baru sebagai
bagian dari kesadaran nasionalnya.
C.
PERIODE NASIONALISME POLITIK
a.
Indische Partij
Indische Partij berdiri diatas dasar
nasionalisme. Indonesia merupakan National Home,tempat semua orang,baik
keturunan pribumi,Belanda,Cina,Arab dan lain-lain mengakui Hindia sebagai tanah
air dan bangsanya. Faham ini dikenal dengan istilah Indische Nationalisme atau
Nasionalisme Hindia. Organisasi ini berdiri pada 25 Desenber 1912. pencetus
organisasi ini ialah E.F.E Douwes Dekker, yang juga terkenal dengan nama
danudirja setyabuddhi. Ia beranggapan bahwa kaum indo tidak di tentukan oleh
pemerintah kolonial, tetapi terletak dalam kerja sama dengan rakyat indonesia
lainnya. Ia menghendaki interasi golongan indo dengan cara pelaburan ke dalam
masyarakat indonesia. Melalui karangan-karangannya di majalah Het Tijdschrift
dan De Express, ia melancarkan propagandanya mengenai program “Hindia” untuk
setiap gerakan politik yang sehat.
Douwes Dekker mengadakan perjalanan propaganda ke
pulau jawa antara 15 Septenber – 3 Oktober 1912. Dalam perjalanannya tersebut,
ia bertemu dengan dr. Tjipto Mangunkusumo dan suwardi Suryaningrat. Ketiga
tokoh ini atau lebih dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai” kemudian sepakat
bergabung dalam Indic\sche Partij yang didirikan pada tanggan 25 Desember 1912
di Bandung. Tujuan organisasi Indische Partij adalah membangun patriotisme
semua “Indiers” terhadap tanah air yang telah memberi kehidupan pada mereka.
b.
Gerakan Pemuda
Salah satu aspek dari gerakan pemuda
adalah kecendrungan yang bertolak dari sebuah kerangka solidaritas yang
terbatas. Pada awalnya, organisasi ini berdiri di kalangan pelajar dari daerah
yang ada di kota besar. Organsisai yang paling awal berdiri di kalangan pelajar
dimulai dikota-kota besar seperti jakarta dan bandung, diantaranya perkumpulan
pasundan, Molukus, Politik Varbord, persatuan Minahasa, Sarekat Celebes,
Perserikatan Timor, Sarekat Sumatera.
Demikianlah, melalui
pertemuan-pertemuan di asrama serta tulisan-tulisan di majalah dan surat kabar,
mereka membangkitkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Cita-cita persatuan dan
kemerdekaan mulai menyentuh hati para pemuda tersebut. Organisasi pemuda
kedaerahan merupakan masa awal pertumbuhan bangsa dan awal dari proses
integrasi nasional.
c.
Tri Koro Dharmo
Pada 7 maret 1915, berkumpul
sejumlah pemuda di gedung STOVIA, Jakarta. Sebagai ketua, terpilih Saitiman
Wirjosandjojo; sebagai wakil ketua, suradi Wongsonegoro; dan sebagai
sekretaris, Soetomo. Pada kongres tri koro dharmo yang pertama, di solo, tahun
1928, menghasilkan dua keputusan penting, yakni tentang ruang
lingkup keanggotaan dan nama organisasi. Nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi
Jong Java. Tujuan Organisasi pun diubah menjadi membangun persatuan Java Raya.
Jong Java awajnya tidak mempunyai
tujuan politik. Namun, sikap jong java ini semakin tidak dapat dipertahankan
sebab paham persatuan dan kebangkitan bangsa Indonesia semakin meningkat. Hal
itu tampak dari hasil kongresnya yang ke 8 pada 28 Desember 1925 – 2 Januari
1926 di Bandung. Hasil kongres menegaskan bahwa Jong Java tidak sekedar
membangun cita-cita Java Raya saja, melainkan turut meningkatkan persatuan dan
cita-cita Indonesia merdeka. Mulai saat itu, Jong Java secara resmi memasuki
gelanggang politik.
d.
Jong Sumatranen Bond
Pada 9 Desember 1917, dibentuklah
organisasi pemuda Jong Sumatranen Bond. Dari pembentukan organisasi ini,
diharapkan dapat memperkokoh hubungan antara sesama pelajar asal Sumatra.
Selain itu, Jong Sumatranen Bond menghasilkan tokoh-tokoh yang menonjol,
seperti M. Hatta, M. Yamin, dan Bahder Djordan. Pada kongres Jong Sumatranen
Bond yang metiga, Moh. Yamin melontarkan ide penggunaan bahasa Melayu sebagai
bahasa perantara dan bahasa persatuan. Didalam pidatonya, Yamin menekankan betapa
pentingnya bahasa perantara dan bahasa persatuan diantara penduduk bumiputra
yang mendiami Kepulauan Nusantara ini.
Masalah bahasa persatuan inilah,
yang kemudian dijadikan pokok pembicaraan Yamin dan Kongres Pemuda I tahun
1926. Kemudian, dilanjutkan dalam Kongres Pemuda II tahun 1928 yang
menghasilkan Sumpah Pemuda (yang mengikrarkan satu nusa, satu bangsa, dan satu
bahasa yaitu Indonesia),
e.
Organisasi Pemuda Lainnya
Setelah berdirinya Jong Java dan
Jong Sumatranen Bond, pemuda dari daerah lain tak mau ketinggalan. Mereka
membentuk organisasi pemuda dari daerah masing-masing. Organisasi tersebut
diantaranya,
- Ambon Bonds bertujuan memajukan
pengajaran dan
penghidupan rakyat Ambon;
- Mena Muria bertujuan mencapai
kemajuan dan
kemakmuran rakyat Ambon di Semarang;
- Organisasi pemuda pelajar Ambon
baru didirikan
Tahun 1918 dan bernama Jong Ambon.
Antara tahun 1918-1919, lahir pula
organisasi Jong Manahasa dan Jong Celebes. Namun, kedua organisasi ini tidak
dapat berkembang biak karena jumlah pelajar dari tokoh muda Minahasa yang
terkenal muncul waktuitu, yaitu Sam Ratulangi. Sementara itu, pamuda asal
Betawi berhasil membentuk organisasi Pemuda Betawi dibawah pimpinan Moh. Husni
Thamrin. Tidak dapat pula dilupakan kelahiran perserikatan pemuda-pemuda Timor
yang bernama Timorsche Verbond di Makassar, tahun 1922. kemudian, berdiri pula
Jong Bataks Bond yang merupakan pecahan dari Jong Sumatranen Bond.
f.
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
Dalam suatu rapat yang berlangsung
dibandung pada 17-18 Desember 1927, dicapai kesepakatan antara wakil-wakil dari
PSI, BU, Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Pemuda Betawi, dan kelompok Studi
Indonesia untuk membentuk federasi partai politik. Federasi itu bernama
permufakatan perhimpunan-perhimpunan Partai Politik Indonesia (PPPKI). PPPKI
mengadakan kongres I di Surabaya. Para wakil partai politik berharap bahwa
kongres tersebut merupakan permulaan era baru bagi gerakan kebangsaan yang
dibahas dalam kongres, antara lain mengenal masalah pendidikan nasional dan
lain-lain.
g. Organisasi Kepanduan
Sejalan
dengan berkembangnya organisasi kepemudaan, berkembang pula organisasi
kepanduan yang beranggotakan para pemuda dari berbagai gerakan. Diantaranya,
Javaansche Padvinderij (NATIPY), dan pandu pemuda Sumatra (PPS).
Agar
terbentuk kerjasama antara organisasi-organisasi Kepanduan Indonesia (BPPKI)
sebagai jawaban atas aspirasi organisasi kepanduan yang berkembang. Oleh karena
itu, muncul organisasi-organisasi fusi lainnya.
Pada
tahun 1938, didirikan Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)
sebagai jawaban atas aspirasi untuk membentuk wadah kerja sama yang bisa
menggalang persatuan semua organisasi kepanduan.
D. PERIODE RADIKAL
a.
Partai Komunis Indonesia ( PKI )
Paham Marxisme masuk keindonesia dibawa oleh Sheevilet
pada 1913. ia lalu mendirikan ISDV dan melakukan kerja sama dengan organisasi
yang telah lebih dulu ada, seperti SI. Dengan taktik intilitrasi, ISDV mampu
mempengaruhi anggota SI pada akhirnya SI terpecah menjadi dua Pada kongresnya
yang ke VII tahun 1920, dibicarakan usul untuk mengganti ISDV menjadi partai
Komunis Hindia . Ternyata, suara mereka mendapat dukungan terbanyak. Pada 23
mei 1920, Nama ISDV diubah menjadi partai komunis Hindia. Selanjutnya, pada
Desember partai komunis hindia dirubah menjadi Partai Komunis Indonesia ( PKI
). PKI semakin kuat ketika pada Februari 1923, Darsono kembali dari Moskow atas
perintah Komintern untuk mendampingi semaun. Tokoh – Tokoh seperti Alimin dan
Musa, dilibatkan sehingga peranan PKI dalam pencaturan politik dan hindia
belanda semakin luas.
PKI semakin kuat dan berhasil menjadi salah satu
partai besar, dan merencanakan gerakan yang dikenal sebagai pemberontakan PKI
1926. Namun, pemberontakan ini dapat dipadamkan. Pemberontakan yang meletus di
jakarta ini kemudian disusul dengan tindakan – tindakan kekerasan jawa barat,
jawa tengah, dan jawa timur. Namun, dalam waktu satu hari , pemberontakan
dijakarta berhasil ditumpas. Akibatnya, banyak pengikut PKI yang berhasil
ditangkap, dipenjarakan, dam dibuang ketengah merah dan digul, dipapua. Partai
Komunis Indonesia pun dinyatakan sebagai partai terlarang.
b.
Perhimpunan Indonesia ( PI )
Pada Awal abad ke 20, banyak pemuda indonesia yang
mendapat kesempatan untuk belajar kebelanda. Pemuda Indonesia dibelanda
mendirikan Organisasi yang bernama Indsche Vereeniging. Asas dari organisasi
ini adalah :
1.
Indonesia ingin menentukan nasib sendiri :
2.
Bangsa Indonesia mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri :
3.
Bangsa Indonesia harus bersatu melawan penjajah.
Pada tahun 1924 , organisasi ini berganti nama menjadi
Indoinesische Vareeniging. Perubahan nama tersebut memiliki arti strategi yang
memiliki identitas bangsa indonesia sikap politik PI pun berubah dari
kooferatif menjadi non – kooperatif. PI tumbuh menjadi organisasi nasional dan
anti kolonial. PI juga mengikuti banyak kegiatan yang dilakukan oleh dituduh
melakukan makar. Tetapi vonis pengadilan membebaskan mereka Organisasi
international . Kegiatan – kegiatan PI ternyata mendapat pengawasan dari
pemerintah belanda. Mereka
Dalam perkembanganya , para mahasiswa meminta para
alumninya untuk kembali ke indonesia dan mempengaruhi, bahkan mengambil alih
kepemimpinan organisasi – organisasi pergerakan diindonesia sehingga sejalan
dengan ide – ide perjuangan Perhimpunan Indonesia.
Pada April 1927, beberapa tokoh pergerakan , seperti
Iskaq, Sunarjo, Budiarto, Tjipto, Mangunkusumo, Sudjadi, dan J. Tilaar
berkumpul dirumah Ir. Soekarno di Bandung untuk membicarakan situasi politik
indonesia sekaligus memberikan ide pembentukan sebuah partai nasional. Pada 4
Juli 1927, dicapai kata sepakat mendirikan sebuah organisasi politik yang
diberi nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya Ir. Soekarno.
c. Partai Nasional Indonesia ( PNI )
Pada 4 Juli 1927, atas inisiatif Algemeenestudie Club,
diadakan rapat pendirian Perserikatan Nasional Indonesia. Sasaran pokoknya
adalah Indonesia merdeka. Sifat perjuangannya adalah nonkooperatif. Ada dua
macam cara yang dilakukan PNI untuk memperkuat diri dan memperbesar pengaruhnya
dalam masyarakat. Pertama adalah kedalam, yakni mengadakan usaha kursus –
kursus, mendirikan sekolah – sekolah, bank – bank, dan sebagainya. Kedua adalah
ke luar, yakni mengadakan rapat – rapat umum dan penerbitan surat kabar ( Persatoean
Indonesia di Jakarta dan Banteng Priangan di Bandung ).
Ir. Soekarno, R Gatot Mangkupradja, Maskoen
Sumadimedja, dan Soepriadinata diajukan ke pengadilan Bandung pada 18 Agustus –
29 september 1930.
Dalam pidato pembelaannya, Ir. Soekarno membacakan
tulisannya yang terkenal, Indonesia menggugat. Dalam pidato tersebut, Soekarno
menandaskan, “ kini sudah semakin jelas bahwa pergerakan nasional diindonesia
bukanlah bukan bikinan kaum Intelektual dan komunis saja, tetapi merupakan
reaksi umum yang wajar dari rakyat jajahan yang batinnya telah merdeka.
Revolusi Indonesia adalah revolusi Zaman sekarang, bukan revolusi sekelompok
kaum Intelektual, tetapi revolusinya bagian terbesar rakyat dunia yang
terbelakang dan diperbodoh.” Namun para pemimpin PNI akhirnya dijatuhi hukuman
penjara oleh pengadilan kolonial belanda dengan dakwaan melakukan perbuatan
mengganggu ketertiban dam menentang pemerintah.
Pada April 1931, PNI dibubarkan. Beberapa anggotanya
kemudian mendirikan Partindo ( Partai Indonesia ) pada 1 Mei 1931 dengan
ketuanya Sartono. Namun, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, dan kawan – kawan
mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.
E.
PERIODE BERTAHAN
a. Kongres Pemuda
Kongres Pemuda berlangsung di Jakarta pada 30 April –
2 Mei 1926. kongresnya ini bertujuan membentuk badan sentral, memajukan paham
persatuan kebangsaan, dan mempererat hubungan diatara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan. Kongres pemuda ke-1 menerima dan mengakui cita-cita persatuan
indonesia. Kongres pemuda ke-2 diadakan pada 26-28 Oktober 1928. kongres ini
merupakan puncak integrasi ideologi nasional dan menjadi peristiwa nasional.
Para peserta yang hadir mengucapkan sumpah seti9a satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa, Indonesia. Rumusan sumpah pemuda tidak lain adalah bentuk identitas nasional.
Rumusan menjadi simbol persatuan dalam menggalang kekuatan untuk menghadapi
kekuatan kolonial. Meskipun sumpah pemuda itu haya merupakan suatu tekad para
pemuda, pada akhirnya menjadi kenyataan dalam dua dasawarsa kemudian. Dalam
perjalanan sejarah, sumpah pemuda tidaklah menjadi mitos, melainkan menjadi
realita.
Naskah keputusan kongres pemuda II tentang sumpah
pemuda berbunyi sebagai berikut:
Putusan kongres pemuda pemudi indonesia
Kerapatan pemuda-pemudi indonesia diadakan oleh
perkumpulan-perkumpulan indonesia yang berdasarkan kebangsaan, dengan namanya
Jong Java, Sumatranen Bond, Pemuda indonesia, sekar ruun, jong islamieten Bond,
Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, dan PPPKI
Membuka rapat pada tanggal 17 – 28 Oktober 1928 di
negeri Jakarta. Sesudahnya mendengar pidato-pidato pembicaraan yang diadakan
dalam kerapatam tadi. Sesudah menibang isi pidato dan pembicaraan ini.
Kerapatan lalu mengambil keputusan.
Pertama
: Kami putra dan putri indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air
indonesia
Kedua
: Kami putra dan putri indnesia mengaku berbangsa satu, bangsa indonesia.
Ketiga
: kami putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia
Setelah mendengar putusan kerapatan mengeluarkan
keyakinan asas ini wajib dipakai segala perkumpulan kebangsaan indonesia.
b.
Partai Indonesia Raya (Parindra)
Di Surabaya, terdapat sebuah kelompok studi indonesia
yang berperan dalam pergerakan nasional. Tujuan organisasi ini adalah
penghapusan penderitaan rakyat melalui kegiatan ekonomi, sosial dan politik.
Tahun 1930, kelompok ini berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI)
dan pada 1932 bersama Budi Utomo, serikat Celebes dan beberapa organisasi lain
melebur menjadi partai indonesia raya, dengan kekuatan budi utomo. Parindra bertujuan
membentuk indonesia yang mulia dan sempurna. Partai indonesia raya ini
mengambil jalan kooperatif dengan pemerintah Belanda. Hal ini diambil untuk
menyelamatkan pergerakan nasional di tengah sikap represif pemerintah Belanda
terhadap organisasi pergerakan ninkooperatif.
c.
Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Pada 21 Mei 1939 di jakarta, berhasil didirikan
organisasi Gabungan Politk Indonesia (GAPI). Keberhasilan ini di peroleh
setelah diadakan pendekatan dan perundingan dengan partai-partai dan organisasi-organisasi.
Anggaran dasar GAPI menegaskan berdasarkan hak untuk menentukan nasib sendiri
persatuan nasional dari seluruh bangsa. Dalam kongres pertama pada 4 juli 1939,
GAPI bersemboyan “Indonesia Berparlemen”. Pada 25 Desember 1939 GAPI di jakarta
membentuk kongres rakyat indoneia (KRI). Tujuannya adalah indonesia raya dan
sasaran utama yang hendak di capai adalah indonesia berparlemen penuh. Dan pada
agustus 1940, GAPI menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraan di indonesia
atas persetujuan pemerintah. Pada 14 desember 1940, di bentuklah komisi
penyelidik untuk perubahan ketatanegaraan yang dikenal sebagai komisi Visman.
Namun tidak ada sambutan baik dari Volksraad atau GAPI. Untuk itu di bentuklah
suatu panitia untuk menyusun bentuk dan susunan ketatanegaraan. Hasil panitia
disampaikan pada 14 februari 1941 di Gedung Raad Van Indie, Jakarta.
d. Taman Siswa
Perguruan taman siswa berdiri pada 3 Juli 1922.
pendirinya adalah R. M. Suwardi Suryaningrat yang kemudiandikenal dengan nama
Ki Hajar Dewantara. Asas taman siswa berisi 7 pasal yang diwujudkan dalam
sistem among, yaitu mewajibkan guru-guru sebagai pemimpin yang berdiri di
belakang memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah
yang di sebut dengan Tut Wuru Handayani. Di tengah tindaka represif pemerintah
Belanda atas berbagai organisasi politik indonesia, taman siswa muncul sebagai
organisasi tandingan (Counter Institution) yang menjadi alternatif bagi kaum
nasionalis untuk memperoleh hak-hak bangsa. Hal ini di buktikan dicabutnya
undang-undang sekolah liar pada tahun 1933.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat.
Bangsa Indonesia terbelakang disemua bidang. Mereka miskin,ekonominya dikuasai
bangsa asing. Orang Indonesiapun hidup dengan biaya 2.5 sen setiap hari.
Dibidang Pendidikanpun Indonesia tertinggal. Sebagian rakyat masih buta huruf.
Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk.Lagi pula tidak semua
orang bebas memasuki sekolah. Rakyat biasa hanya bisa memasuki memasuki sekolah
rendah pribumi. Murid-murid diajar hanya sekedar membaca, menulis dan
berhitung, setelah tamat mereka diangkat sebagai pegawai rendah dengan gaji
yang kecil. Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti oleh anak
pegawai yang bergaji besar, anak bangsawan atau anak orang kaya.
2. Perkembangan nasionalisme di Indonesia mencapai titik
kemajuan sejak berdirinya organisasi Budi Utomo tahun 1908. Sejak itu, banyak
organisasi dan gerakan sosial politik yang mengusahakan perbaikan atas kondisi
rakyat Indonesia. Jika kita memetakan perkembangan nasionalisme Indonesia sejak
Budi Utomo hingga kemerdekaan.
3. Fase-fase Pergerakan Nasional berdasarkan Ideologi
·
Periode Awal Perkembangan
·
Periode Nasionalisme Politik
·
Periode Radikal
·
Periode Bertahan
B. Saran-saran
Kajian Makalah
ini mengenai ideologi strategi pergerakan Nasional, walaupun berbeda Ideologi
namun bangsa Indonesia berjuang 1 tujuan.
Post a Comment